Bupati Dharmasraya Berniat Kembangkan Filosofi Gotong Royong Ala Banyuwangi
Dharmasraya-Sukses Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas membangun daerah tak lepas dari keberhasilannya dalam menanamkan jiwa gotong royong warganya dalam membangun daerah. Selain melipatgandakan hasil pembangunan, pola gotong royong juga menjadi tali pengikat antar unsur masyarakat dalam menhadapi berbagai permasalahan
Filosofi gotong royong tampaknya sudah begitu mendarah mendaging bagi warga Banyuwangi. Pada prinsipnya, mereka selalu bersama sama dalam menghadapi berbagai bermasalahan. Pemerintah dalam setiap langkahnya juga mendapat suport dari warga. Hal senada juga dilakukan pemerintah dalam melindungi rakyatnya.
Dalam menghadapi serbuan sektor perdagangan retail misalnya, Pemkab Banyuwangi tidak memberikan izin berdirinya jaringan toko ritail yang berskala nasional. Keputusan Pemkab ini didukung oleh DPRD, Forkopimda dan juga masyarakat. "Ini salah satu bentuk filosofi gotong royong yang dikembangkan di Kabupaten Banyuwangi," kata Bupati Abdullah Azwar Anas.
Perdagangan Ritail dinilai oleh masyarakat Kabupaten Banyuwangi sebagai bertentangan dengan prinsip gotong royong. Oleh karena itu, warga masyarakat secara bersama menolak segala bentuk investasi yang bisa mematikan usaha kecil. Sektor usaha di Banyuwangi mesti melibatkan UKM dan masyarakat secara menyeluruh.
Di Dharmasraya, pola hidup gotomg royong ini juga sudah ada semenjak zaman dahulu. Etnis yang hidup di Dharmasraya punya ciri dasar hidup bergotongroyong. Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan berniat menghidupkan dan memberdayakan filosofi gotong royong ini. Kabupaten Dharmasraya ke depan mesti juga dibangun dengan filosofi gotong royong. Banyuwangi adalah sebuah inspirasi besar untuk membudayakan kembalinya filosofi gotong royong dalam kehidupan yang sesungguhnya.